SEMARANG – Prestasi olahraga Jawa Tengah yang gemilang di PON XXI/2024 tidak boleh membuat lengah. Tantangan besar masih ada, terutama dalam membangun ekosistem olahraga yang sehat dan berkelanjutan. Hal itu mengemuka dalam diskusi Siwo PWI Jateng di Hotel Noormans, Selasa (9/9/2025).
Acara menghadirkan Kadisporapar Jateng Muhamad Masrofi, Wakil Ketua II KONI Jateng Soedjatmiko, anggota DPRD Jateng Abdul Hamid, dan Ketua PBSI Jateng Basri Yusuf.
Masrofi menegaskan bahwa Pemprov sudah berupaya melalui APBD, penghargaan atlet, dan pembangunan sarana. Namun tanpa dukungan swasta, prestasi sulit dijaga. “Olahraga butuh ekosistem lengkap, bukan hanya pemerintah,” ujarnya.
Soedjatmiko menambahkan, kekuatan Jateng ada pada soliditas cabor, transparansi keuangan, dan kualitas atlet. Namun kelemahannya adalah minimnya dukungan dana non-APBD serta keterbatasan sarpras.
Abdul Hamid menekankan ekosistem olahraga harus dibangun sejak pembibitan usia dini. “Mulai klub, kompetisi, sarpras, pelatda, hingga bonus harus berjalan seimbang,” ujarnya.
Basri Yusuf menambahkan pentingnya meningkatkan kualitas pelatih bersertifikasi agar pembinaan berjalan profesional.
Diskusi dibuka oleh Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana yang menekankan pentingnya sinergi semua pihak. Ketua PWI Jateng Amir Machmud juga menyebut tema diskusi ini selaras dengan arah Musorprov KONI yang menekankan penguatan pembinaan.
Ketua Siwo PWI Erwin Ardian menutup dengan pesan agar media tetap kritis sekaligus konstruktif dalam mengawal isu olahraga.
Dengan kolaborasi pemerintah, swasta, DPRD, KONI, klub, hingga media, ekosistem olahraga Jawa Tengah diyakini bisa makin kuat dan berkelanjutan.
Reporter: Ismu Puruhito






Be First to Comment