SEMARANG – Festival Kota Lama (FKL) kembali digelar 6–14 September 2025, menjadikan kawasan heritage Semarang hidup dengan seni, budaya, dan kuliner. Tahun ini, festival mengusung tema “Color of Unity” untuk mempertegas identitas kota sebagai ruang kebersamaan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menilai FKL adalah ajang yang mampu merekatkan masyarakat sekaligus memperkuat citra Semarang sebagai kota budaya. “Kita ingin festival ini jadi tradisi tahunan yang mendukung kebanggaan warga sekaligus menarik wisatawan,” ujarnya.
Rangkaian acara dimulai dengan Opening Ceremony orkestra di Laroka Theater pada 8 September. Sehari setelahnya, musik klasik di Gereja Blenduk akan menghadirkan atmosfer sakral khas Eropa.
Jazz Kota Lama pada 10 September akan membawa suasana meriah dengan kolaborasi musisi nasional dan internasional.
Parade kesenian lintas daerah dan negara akan hadir dalam Fiesta Folklore Nusantara pada 11 September.
Gedung Oudetrap juga dipadati dua pameran: Pikat Wastra Nusantara dan Royal Hanbok Exhibition. Keduanya menghadirkan keindahan tekstil tradisional Indonesia dan Korea.
Pasar Sentiling yang berlangsung sepanjang festival akan menjadi pusat kuliner nostalgia. Makanan tradisional dari berbagai daerah bisa dinikmati pengunjung.
Puncak festival pada 14 September menghadirkan Wayang on The Street dengan konsep modern.
Selama sembilan hari, berbagai sudut Kota Lama akan hidup dengan keramaian. Ribuan pengunjung diprediksi hadir, memberi dampak langsung pada sektor pariwisata dan perdagangan.
FKL kini bukan sekadar acara hiburan, tetapi juga identitas kolektif Semarang sebagai kota yang rukun, kreatif, dan berdaya tarik wisata.
Reporter: Ismu Puruhito






Be First to Comment