SEMARANG – Warga RT 02 RW IV Kelurahan Krapyak, Semarang, berhasil menghidupkan kembali Sanggar Trisna Budaya berkat bantuan operasional RT Rp25 juta per tahun dari Pemkot Semarang. Sanggar yang sempat vakum sejak lama itu kini kembali menjadi pusat kegiatan seni warga.
Ketua RW IV, Tri Subekso, menjelaskan sanggar ini memiliki jejak panjang sejak tahun 1970-an. “Sempat berhenti, tapi semangat pendahulu kami menyalakan lagi api kebudayaan,” katanya.
Saat dibuka, tercatat 25 anak ikut latihan tari. Sanggar ini diharapkan dapat melahirkan generasi baru yang mencintai budaya lokal. “Ini ruang bagi anak-anak untuk berkembang,” lanjut Tri.
Ketua RT 02, Lilik Supramono, menyebut pemanfaatan dana bantuan RT sudah melalui musyawarah warga. “Kami ingin dana ini jadi modal menghidupkan seni. Dan warga sangat setuju,” ujarnya.
Lilik menambahkan, kegiatan ini sekaligus jawaban dari kebutuhan anak-anak akan aktivitas positif di luar sekolah. “Anak-anak tidak hanya sibuk gadget, tapi belajar seni,” katanya.
Warga berharap sanggar ini dapat menjadi pusat kreativitas. “Bahkan, kami menargetkan karya anak-anak bisa tampil di Grebek Subali akhir tahun,” ungkap Tri.
Selain untuk pelestarian budaya, sanggar ini juga mempererat kebersamaan warga. “Latihan tari membuat anak-anak, orang tua, dan pengurus RT lebih sering berkumpul,” imbuh Lilik.
Program ini diapresiasi sebagai bukti nyata manfaat bantuan RT dari Pemkot Semarang. “Terima kasih kepada pemerintah yang memberi dukungan sehingga sanggar bisa hidup lagi,” kata warga setempat.
Dengan dukungan berkelanjutan, Sanggar Trisna Budaya diyakini bisa berkembang menjadi ikon budaya Krapyak. “Ini baru awal, semoga semakin besar,” tutup Tri.
Rporter : Raffa Danish
Be First to Comment