SEMARANG – Setelah vakum lebih dari tiga dekade, Sanggar Trisno Budoyo di RW 4 Kelurahan Krapyak, Kota Semarang, kembali dihidupkan. Momentum itu ditandai dengan prosesi budaya Kalang Wan Ibu Petiwi yang digelar Sabtu (24/8) dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Ketua RW 4 Krapyak, Tri Subekso, mengatakan, semangat warga untuk melestarikan budaya semakin besar. “Sanggar ini terakhir aktif 37 tahun lalu. Sekarang kami ingin membangkitkannya kembali agar anak-anak bisa belajar kesenian,” ujarnya.
Prosesi Kalang Wan Ibu Petiwi menjadi titik awal. Dengan menyalakan 80 obor, warga memaknai usia kemerdekaan Indonesia. Selain itu, lampu tengteng khas Semarang juga dipasang untuk menambah nuansa budaya lokal.
Tidak hanya warga, acara ini juga melibatkan komunitas musik etnis Tridatu dan pementasan kuda lumping dari Karang Jati Bergas.
Menurut Tri, kolaborasi antar komunitas membuat acara lebih semarak sekaligus memperlihatkan kekayaan budaya yang dimiliki Jawa Tengah.
Ibu-ibu PKK juga turut memeriahkan dengan menyanyikan gending Jawa, membuktikan bahwa tradisi bisa dinikmati lintas generasi.
Tri berharap keberadaan sanggar akan menjadi ruang ekspresi seni anak-anak muda. “Kalau ada wadah, mereka tidak hanya sibuk gadget tapi juga mengenal budaya sendiri,” katanya.
Kegiatan ini juga menjadi pengganti tradisi Grebeg Subali yang sempat berhenti sejak 2019. Dengan adanya festival budaya baru, Krapyak diharapkan bisa menjadi pusat kegiatan seni lokal.
Warga pun berharap dukungan pemerintah dan komunitas budaya lain untuk melanjutkan tradisi ini di tahun-tahun mendatang.
Reporter: Raffa Danish


Be First to Comment